Selasa, 22 Maret 2016

Ada Apa Dengan Earth Hour (AADEH)


Prolog : Tak terasa sudah lebih dari 3 taon-an sy tidak membuat tulisan atwpun catatan yang cukup panjang, cuman menulis status2 ringan bin  lebay di Face Book, maupun posting Photo2 Kegiatan komunitas di akun Path , Twitter maupun Instagram, kayaknya di bulan maret yang penuh berkah ini, bertepatan juga karena diundang oleh kawan2 komunitas Earth Hour Palu saat konfrensi pers sebagai undangan perwakilan dari Admin Medsos Group FB RTH Dia-Lo-Gue untuk mengabarkan kegiatan mereka pada Tgl 17 Maret 2016 kemarin, cuman blum sempat tertulis karena belum dapat mood… eee.. setelah melihat perkembangan medsos yang memanas akibat Efek “Equinox” & banyaknya kawan2 yang “Gagal Paham” dengan kegiatan Earth Hour Palu tgl 19 Maret 2016 tsb.. kayaknya sy harus menulis ..tuk menjembatani  pemikiran mereka yang masih suka “Memaki Kegelapan”… Wuuuzzz… tiba2 pas dibilik merenung lg “ngadem”.. gak tau kesambet apa.. hingga akhirnya mendapatkan “ilham” tuk nulis catatan lagi, so.. sebelum kata2 pujangga ini hilaang dari pikiran.. sy coba secepatnya tuangkan disini… just cekidot…kawans, yuuuk’s… aaah…

Bulan Maret & Gerakan Earth Hour…

Medio Bulan Maret dari tempoe doeloe.. hingga sekarang slalu terasa Spesial.. bagi sy, pertama.. karena sy lahir di bulan maret dan tahun ini.. Finally nyampe di kepala 4.. (hu..huuuy… moga gak menjadi Tua dan menyebalkan.. ihiiir), trus.. di bulan ini juga sy menikahi cinta pertamaku di bawah naungan hutan Alas Roban 18 taon yang lalu… (18th & Life 2 go… Yeaaah…), btw… eits… maaf ngelantur.. tulisan ini bukan tentang hari kelahiran dan pernikahan sy.. atwpun juga bercerita tentang momen Gerhana Matahari Total (GMT) yang lagi hangat2nya dibicarakan karena melewati kota sy pada tgl 9 maret lalu dan ditonton kurang lebih 3000 an bule di ngata-koe.. tetapi tentang momen peringatan puncak Earth Hour di bulan maret di kota sy yaitu Kota Palu yang ikut serta melaksanakan aksi tsb.

Kenapa Earth Hour dan sejenis Makhluk Apakah Earth Hour itu ??? Mari kita kupas…satu persatu, kawans…

Berdasarkan penelusuran hasil googling di internet kalian bisa dapatkan apa itu “Earth Hour” dan “sejarah pelaksanaan Earth Hour”, tetapi untuk lebih ringkasnya dapat dipahami sebagai berikut :

Earth Hour adalah salah satu kampanye global dari WWF (World Wide Foundation), organisasi konservasi terbesar di dunia, yang mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintahan di seluruh dunia untuk menyatakan kepeduliannya terhadap perubahan iklim dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam (20.30 – 21.30 waktu setempat), pada setiap hari sabtu diminggu ketiga bulan maret setiap tahunnya.

Tujuan utama Earth Hour adalah mengajak masyarakat seluas – luasnya baik sebagai individu, pelaku bisnis dan korporasi maupun pemerintah untuk berpartisipasi melakukan aksi kecil yang dapat membawa perubahan besar bagi kebaikan planet bumi.

Sejarah Earth Hour dilaksanakan pertama kali di Australia pada tahun 2007 oleh Leo Burnett, Fairfax Media dan disebarkan melalui lembaga konservasi WWF keseluruh dunia termasuk Indonesia. Earth Hour Indonesia berawal di Jakarta pada tahun 2009 dan hingga saat ini sudah tercatat lebih dari 30 kota di Indonesia yang terlibat dalam kegiatan Earth Hour. Sedangkan Kota Palu mulai bergabung dengan Earth Hour pada tahun 2014, yang pelaksanaan Switch Off Ceremony / Aksi Pemadaman Lampu pada tahun pertama diadakan di kawasan Anjungan Pantai Teluk Palu dan berhasil mengajak pemerintah kota setmpat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Kampanye Earth Hour. Untuk Tahun 2015 juga dilaksanakan ditempat yang sama, sedangkan pada tahun ketiga Tahun 2016 ini tempat pelaksanaan Switch Off Ceremony-nya di Lokasi Areal Taman Gelanggang Olahraga (GOR) Palu.

Trus..kemudian yang muncul dikepala kalian… Ada Apa dengan Earth Hour di Kota Palu ini …??? Apa yang special dan tantangan apa yang dihadapi sehingga membedakannya dengan aksi serupa ditempat yang lainnya ???

Jawabannya… Kota Palu Lagi musim mati lampu…

Yah.. sudah hampir sebulanan ini oleh PLN dilakukan pemadaman bergilir di Kota Palu, waktu pemadaman tak tentu… bisa siang.. bisa malam, bisa sekali dalam sehari .. bisa juga dua kali… dan alasannya pun masih klasik, pemeliharaan mesin, kekurangan pasokan batu bara pada PLTU hingga batubara yang basah… (pawang hujan… manaaa… pawangnya manaaa…???) Aaaah… bisa anda bayangkan kan… betapa tidak populernya kegiatan Earth Hour yang mematikan lampu dan peralatan elektronik lainnya selama 1 jam (pukul 20.30 – 21.30) disini, karena Kota Palu sudah terbiasa dengan adanya pemadaman lampu setiap harinya dan tanpa kegiatan Earth Hour pun pada tgl 19 maret itupun, kota palu pasti sudah Golap Gulita… (ihiiiir…)

Sehingga kawan2.. penggiat Earth Hour di kota palu merasa umumnya warga maupun kalangan pemerintahan kurang welcome dengan kegiatan tsb. Mulai dari permintaan rekomendasi ke pemerintahan kota yang dianggap lucu oleh beberapa kalangan pejabat di pemerintahan hingga saat mau berkolaboraksi dalam event ini kebeberapa pihak yang mau bekerja sama dianggap event ini tidak menjual, Malah pada konferensi pers di Black Canyon Coffee beberapa awak media yang hadir meminta agar bukan pemadaman lampu yang ditonjolkan pada kegiatan Earth Hour tsb, tetapi ada penanaman pohon ataupun aksi bersih – bersih ala diet kantong plastic yang lagi booming dibeberapa kota – kota besar dengan pelaksanaan plastic berbayar di pusat2 perbelanjaan…

Ihiiir… rupanya masih banyak yang gagal paham dengan Earth Hour ini, makanya melalui tulisan ini saya ingin mencoba meluruskan ke khittahnya, bukan sekedar untuk memuaskan.. keingintahuan kalian sich.. karena sy bukan jenis laki-laki pemuas, tetapi mencoba melihat dan mendudukkannya dari sudut pandang yang lebih membumi lagi, karena kebetulan dari tahun 2012 sy sudah sering melaksanakan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup, sedangkan utk kampanye Earth Hour tahun 2015 lalu sy ikut menghadiri pertama kalinya melaksanakan Switch Off Ceremony di Anjungan Pantai Teluk Palu sedangkan untuk tahun 2016 ini sy mengikutinya jalannya road show kegiatan anak2 Earth Hour Palu dari 3 bulan sebelumnya, so..  come on..join with me.. down 2 earth… yo…

Pertama <  Earth Hour adalah Kampanye untuk Membudayakan Pola Hidup Hemat Energi…

Ehem.. Tentu.. kalian akan protes, bukannya pemadaman lampu melalui PLN.. juga mengurangi pemakaian listrik kita ??? hehehe… ya.. beda laah..kaan, pemadaman secara bergilir yang dilaksankan oleh PLN tujuannya untuk memelihara Mesin2 PLN yang harus diistrahatkan agar awet dan biasanya terjadi tiba – tiba tanpa aba2, sehingga terkadang tanpa ada persiapan terlebih dahulu dari warga masyarakat dan inilah yang cenderung berakibat merusak alat2 listrik maupun elektronik dirumah kita, karena langsung mati tanpa ba.. bi.. bu…, Pyaaar… Blatz… Hingga Korslet bisa terjadi pada TV, Kulkas, dll, bahkan pada kondisi tertentu bisa Fatal sampai menimbulkan kebakaran pada permukiman penduduk.

Sedangkan kegiatan Earth Hour, walaupun dilaksanakan oleh PLN juga selama 1 Jam (Pukul 20.30 – 21.30 sesuai waktu setempat), tetapi dilaksanakan melalui pemberitahuan dan koordinasi dengan berbagai pihak, ada pemukulan gong sebagai aba2 dipadamkan lampu. Dan tidak semua areal kota dimatikan lampunya, hanya ikon kota yang disepakati, seperti pada pelaksanaan Switch Off Ceremony di Taman Gor Palu , selain lampu2 di areal taman Gor di matikan lampunya, Jembatan IV / Jembatan Kuning Palu sebagai Ikon Kota Palu dimatikan pula (lihat videonya pada link ini : Highlight Video Asia @ https://www.youtube.com/watch?v=9y7aFc6_NbQ&feature=share).

Nah.. bagi warga lainnya yang ingin ikut serta berpartisipasi dan tergerak secara sadar tanpa terpaksa untuk mengikuti aksi ini pada jam yang sama bisa ikut memadamkan lampunya masing – masing dirumah maupun lingkungannya sendiri, artinya sukarela… ini dimaksudkan karena acara Earth Hour ini cuman simbolis doank.. tetapi yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah kesadaran kita untuk mulai membudayakan gaya hidup hemat energy dengan mulai mematikan alat2 Elektronik yang tidak lagi digunakan untuk mengurangi pemborosan energy yang jumlahnya terbatas disediakan dari PLN.

contoh : jika sudah tidak ada yang menonton TV, TV nya dimatikan, jika tak ada aktivitas lagi pada ruangan – ruangan tertentu, penggunaan lampu – lampu bisa dikurangi dengan dimatikan, menghemat penggunaan listrik pada air dengan membangun tempat penampungan air, agar mesin air tidak menyala terus – terusan, mencabut alat charging HP jika tidak digunakan lagi, karena walaupun tidak mencharge lagi, jika charge masih terpasang, maka aliran listriknya masih jalan. Ini semuanya selain membudayakan hemat energy pada rumah maupun di lingkungan tempat – tempat kerja kita, pengeluaran untuk pembayaran listrik bisa berkurang setiap bulannya, bukannya kita tau sendiri terkadang pemadaman lampu yang dilakukan PLN hampir setiap harinya itu.. terkadang tagihan listrik kita tetap sama kan…??? Artinya point… Hemat Listrik itu bukan Pemadaman Listriknya oleh PLN tetapi kesadaran kita untuk membudayakan Hemat Energy Life Style….

Clear ??? Masih belum…??? klo belum.. kita lanjut ke point berikutnya…

Kedua < Earth Hour hadir sebagai Gerakan Dunia Bersama untuk Menghadapi Ancaman Perubahan Iklim  dan Pemanasan Global (Global Warming) pada Bumi kita yang semakin Menua…

Bumi sudah Tua…??? Hehehe… gue aja dah menua… broer, apalagi bumi yang sudah tercipta sebelum Adam dan Saipul jamil.. eh.. inul daratista.. eh salah lagi… Hawa..yang bueneer…dink, Nah… soal ketuaannya bumi dan bla..bla..bla… lainnya cari sendiri deh di internet atw klo kamu gaptek.. coba baca kembali buku2 ilmu pengetahuan alam (IPA) disekolah dulu atw punya anak ama kemenakan elo… atw biar jelas gambarannya… noh.. nonton Tv Channel “National Geographic” biar..kerenan dikit laah..kaaan, yang pasti.. dari polusi dan efek rumah kaca, mulai punahnya ikan hiu dilautan, berkurangnya hutan dan ruang – ruang terbuka hijau lainnya serta dampak “Global Warming” lainnya, yang berakibat mempercepat mencairnya es abadi di kutub utara sono…

so.. klo mau warisan kepada anak cucu kita bukannya kepunahan peradaban… yah… mulai sekarang mari menjadi bagian dari komunitas – komunitas lingkungan di dunia… yang bergerak secara massif..terstruktur dan sistematis… melakukan perubahan2 perilaku dan cara kita hidup dimuka bumi ini.. cuman butuh 1 Jam aja.. kok .. seperti ajakan melalui kegiatan Earth Hour dimana saat mematikan lampu.. gelap dan hanya ditemani terangnya bintang2 dilangit kita merenungi.. apa yang tlah kita lakukan untuk bumi tercinta ini… Bumi tempat tinggal kita, kakak dan adik kita, ayah dan ibu kita, sodara dan sahabat2 kita, tetangga dan lingkungan sekitar kita… jika kemudian setelah 1 jam bisa tercerahkan.. yuuuk.. lanjutkan dengan perubahan langkah2 besar lainnya.. tentunya dengan.. mulai dari aksi – aksi kecil dulu.. mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang TITIK

Gimana.. Clear ??? eh.. masih blum juga…ya..??? so.. ini penjelasan terakhir..dah… abis itu terserah anda… mau ngerti atw kagak.. urusan loe..dengan Tuhan loe…aja…dach…!!!

Ketiga < Earth Hour Palu 2016 adalah Bagian dari Kolaboraksi Komunitas – Komunitas Hijau di Kota Palu untuk Mendukung Program Palu Safe, Green & Clean Menuju Adipura 2016 dan Mendukung Pula Program Nasional Pengembangan Kota Hijau (P2KH) sebagai Upaya Mencapai Kota Hijau Berkelanjutan

Artinya apa… ??? artinya kegiatan ini.. tidak berdiri sendiri… atw sok ngikutin acara2 luar negeri sono.. tetapi memang ada agenda besar yang ingin dicapai, gak sekedar ceremonial jangka pendek yang abis acara abis itu selesai.. tapi ada kegiatan – kegiatan sebelumnya dan tentu saja kelanjutannya pun ada baik jangka menengah maupun panjang demi kota ini.

Mau tau apa itu Palu Safe, Green & Clean Menuju Adipura 2016… ??? hellowww… kalian orang palu…gak sih ??? Aaaah… trus tau gak bedanya Adipura ama Kalpataru (eh.. sorry ini Pertanyaan waktu debat capres taon lalu… ihiiir…), ehem… yang pasti Kota Palu yang pengen bingitz… mendapatkan Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup, sampai bela-belain Re – Launching Palu Safe, Green & Clean di Tgl 17 Januari 2016, yang merupakan kelanjutan dari Program Palu Green & Clean tahun 2011 lalu.

Memang sich.. dikalangan masyarakat termasuk pemerintahan sendiri.. terjadi pro kontra terkait Target Kota palu untuk meraih Adipura 2016, yang katanya terlalu muluk2 dan hanya ambisi politik dan bla… bla.. beuuuh… lainnya, tetapi capaian sertifikat Adipura yang sudah diterima bebarapa kali ditahun2 sebelumnya itu merupakan salah satu alasan logis untuk pencapaian adipura tsb, nah.. kami dan kawan2 di komunitas hijau kota palu tak mau terlibat dalam debat kusir diatas, kita berupaya mendukung upaya pemerintah kota yang baik bagi warga kotanya… siapa sih yang gak suka kotanya bersih hijau dan aman… soal Adipura urusan belakang, klo bersih hijau dan aman tercapai diseluruh kota.. Insya Allah Adipura akan datang dengan sendirinya.

Makanya kami bergabung langsung dalam setiap aksi – aksi yang dilaksanakan pemerintah kota baik secara personal maupun bareng komunitas lainnya dalam penanaman pohon di ruas jalan – jalan tertentu maupun aksi bersih – bersih kota lannya, dan puncaknya pada peringatan hari sampah nasional tgl 21 Februari 2016 dalam rangka mendukung Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 maka di laksanakan kegiatan sepanjang pantai teluk palu dimulai dari Start di kampung nelayan sambil berjalan bersama kurang lebih 300 orang perwakilan dari berbagai komunitas, BUMN dan pemerintahan kota palu melaksanakan aksi clean up sejauh 2,4 KM dan memilah sampah sampai ke patung kuda areal anjungan nusantara pantai besusu palu.

Kemudian.. apa lagi hubungannya kegiatan Earth Hour dengan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), nah.. sedikit bocoran lagi.. klo Kota palu sudah bergabung dengan P2KH sejak tahun 2011 yang merupakan Program Pemerintah Dalam rangka mewujudkan kota/kawasan perkotaan yang berkelanjutan, Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, antara lain telah mengamanatkan secara tegas bahwa 30% dari wilayah kota/kawasan perkotaan harus berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan komposisi 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. Preskripsi RTH 30% tersebut merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kota/Kabupaten dan termuat di dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kota/Kabupaten.
Selaras dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007 pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan. Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk perwujudan Kota Hijau

Nah.. P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan komperehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut Kota Hijau, yang meliputi : Perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan (Green Planning and Design), Peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau (Green Community). Ketersediaan ruang terbuka hijau (Green Open Space), Konsumsi energi yang efisien (Green Energy), Pengelolaan air yang efektif (Green Water), Pengelolaan limbah dengan prinsip 3R (Green Waste), Bangunan hemat energi atau bangunan hijau (Green Building), Penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan (Green Transportation).

Sehingga Posisi Kampanye hemat energy di Earth Hour masuk disalah satu Atribut kota hijau diatas yaitu Green Energy berupa Konsumsi energy yang efesien, dan Kegiatan Earth Hour Tgl 19 Maret 2016 kemarin juga dirangkaikan dengan kegiatan Festival Hijau yang pelaksanaannya memasuki tahun ke 4 yang rutin dilaksanakan oleh dari Forum komunitas Hijau P2KH Kota Palu.

Finally.. Clear…kaaan… bahwa gerakan Earth Hour ini bukan gerakan sok gaya2an.. ala Luar Negeri..dan gak ujug2 pula..  dilaksanakan di Kota Palu yang kita cintai bersama ini, kawans…

Terakhir, sy cuman ingin mengutip sebuah kisah pada Zaman Nabi kepada kalian, yaitu :

Alkisah Pada Saat Nabi Ibrahim, AS. sedang dalam Prosesi dibakar oleh Raja Namrud yang zalim, maka seekor Semut datang tergopoh – gopoh memikul setetes air ke lokasi pembakaran,

seekor kera yang heran bertanya : “Untuk apa setetes air itu, semut ?”

Jawab si semut : “untuk membantu memadamkan api, biar Nabi Ibraham AS. bisa selamat dari kobaran api.

Maka Tertawalah sang kera karena merasa lucu : “Hahaha… Tak mungkinlah setetes air itu bisa memadamkan Api yang besar itu, semut… Sia – sia perbuatanmu ini… !!!”

Trus.. Apa Jawaban Semut ?

“Walaupun hanya dengan setetes Air… tetapi saya tahu.. Posisi saya dimana…” Jawab Semut itu sambil tersenyum.

So.. Pada akhir kisah Nabi Ibrahim AS. diselamatkan oleh Allah SWT dari kobaran api tsb, dengan memerintahkan Api itu mendingin dan bukan dari setetas air yang dibawah si semut, Tapi… kalian paham, apa hikmah dari cerita diatas, bahwa perbuatan baik sekecil apapun yang kita lakukan dengan sadar, itu memberitahukan pada dunia dimana posisi anda saat ini, jika dunia sudah diambang kehancuran… apakah kalian hanya berpangku tangan, Protes kiri – kanan, mengeluh dan mencari kambing hitam.. pada pemerintah, pihak2 terkait.. tak mau bertindak apapun, saat orang lain berbuat.. eee.. kalian tertawa... meremehkan, menganggap Useless…dan kritikan lainyya tanpa ada juga solusi dari kalian…. Bah….. kelaut aja… loe… hehehe….

Epilog : buat kawan - kawan seperjuangan di luar sana, tulisan ini kupersembahkan untuk kalian ; Jalan Kita Masih Panjang.. Jangan menyerah... Jangan berputus asa.. dengan segala cemoohan dan bullyan terhadap aksi - aksi kalian, biarlah nanti sejarah yang mencatat seperti kisah Rio Harianto yang akhirnya berhasil mencatatkan sejarah sebagai Pembalap F1 Pertama dari indonesia diajang paling bergengsi itu, walaupun awalnya di pandang remeh dan dikatain macam - macam pula, Tak perlu sedu sedan itu... Just Keep on Rollin’... Yeaaah...!!!

Akhir Kata, Moga catatan ini bisa bermanfaat, Mohon maaf.. klo bahasanya agak terlalu.. gimaanaa gitchu... yee..

Salam Hijau… tuk smua… See U.. Under The Star @Earth Hour 2017… Kawans…!!!

Wassalam.